Membongkar 8 Mitos dalam Golf yang Sering Menghambat Kemajuan Golfer

Dalam dunia olahraga, tidak sedikit mitos dan persepsi keliru yang berkembang dari mulut ke mulut tanpa didasari oleh fakta yang akurat. Golf, sebagai salah satu olahraga yang semakin populer di kalangan masyarakat modern, juga tak luput dari berbagai anggapan yang sering kali tidak sesuai dengan kenyataan. Beberapa di antaranya bahkan bisa menjadi penghambat bagi individu yang sebenarnya memiliki minat besar untuk menekuni olahraga ini, tetapi ragu karena termakan informasi yang salah.

8 Mitos Dalam Golf yang Sering Menghambat Para Golfer

Berikut ini adalah artikel dari GoGolf Indonesia tentang delapan mitos paling umum dalam dunia golf yang perlu diluruskan agar tidak menjadi hambatan dalam menikmati permainan ini secara maksimal.

1. Golf Adalah Olahraga yang Mahal

Anggapan bahwa golf adalah olahraga eksklusif dan hanya dapat diakses oleh kalangan elite memang telah melekat lama di benak masyarakat. Hal ini tidak lepas dari gambaran media mengenai pemain golf profesional, turnamen besar yang digelar di lapangan mewah, serta perlengkapan golf yang kerap kali dipasarkan dengan harga tinggi.

Namun, realitanya golf bisa dinikmati oleh semua kalangan. Kini semakin banyak lapangan golf yang menawarkan tarif bermain yang terjangkau. Sebagai contoh, beberapa lapangan di kawasan Jabodetabek menawarkan paket main 9 hole dengan harga di bawah Rp 500 ribu, bahkan sudah termasuk sewa peralatan dan caddy. Selain itu, banyak driving range menyediakan sesi latihan pukulan dengan tarif per basket bola yang ramah di kantong, mulai dari Rp 25.000–Rp 50.000.

Tak perlu membeli stik golf lengkap di awal. Sebagian besar klub menyediakan fasilitas penyewaan dengan peralatan berkualitas baik. Dengan memilih waktu bermain di luar jam sibuk dan bergabung dalam komunitas golf lokal, Anda bisa bermain secara hemat sekaligus menjalin relasi yang positif.

[ Baca Juga: 7 Lapangan Golf Terbaik & Terfavorit di Jakarta Selatan ]

2. Golf Hanya Diperuntukkan bagi Kaum Pria

Pandangan bahwa golf merupakan olahraga “khusus pria” sangat tidak relevan lagi dengan kondisi zaman sekarang. Meski secara historis olahraga ini memang didominasi oleh pria, kini golf telah berkembang menjadi cabang olahraga yang inklusif dan terbuka untuk semua kalangan—baik pria, wanita, maupun anak-anak.

Nama-nama seperti Lydia Ko, Lexi Thompson, dan Ariya Jutanugarn adalah contoh nyata pegolf wanita yang telah menorehkan prestasi dunia dan membuktikan bahwa keterampilan serta keberhasilan di lapangan tidak bergantung pada gender. Di Indonesia sendiri, komunitas dan akademi golf untuk perempuan semakin berkembang, seiring meningkatnya minat dari kaum hawa terhadap olahraga ini.

Banyak lapangan golf dan driving range kini menyediakan program pelatihan khusus untuk wanita dan anak-anak, dengan pendekatan pelatihan yang lebih inklusif, ramah, dan nyaman. Seiring perubahan zaman, mitos ini sudah selayaknya ditinggalkan, karena golf adalah olahraga yang universal.

3. Golf Menghabiskan Waktu Seharian

Salah satu alasan utama yang membuat orang enggan mencoba bermain golf adalah keyakinan bahwa permainan ini memakan waktu terlalu lama. Padahal, durasi permainan bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu luang pemain.

Untuk menyelesaikan satu putaran penuh sebanyak 18 hole, seorang pemain umumnya hanya memerlukan waktu sekitar 4 jam. Jika waktu yang dimiliki terbatas, pemain dapat memilih untuk bermain hanya 9 hole, yang biasanya dapat diselesaikan dalam waktu 2 jam saja. Bahkan di driving range, Anda bisa berlatih selama 30 menit hingga satu jam saja.

Golf juga memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu bermain, baik pagi hari sebelum bekerja, saat istirahat siang, maupun sore hari setelah beraktivitas. Dengan manajemen waktu yang baik, Anda tetap bisa menikmati golf tanpa mengganggu rutinitas harian.

Booking lapangan golf lebih mudah dan hemat waktu dengan aplikasi GoGolf. Download Sekarang!

4. Peralatan Golf Harus Banyak dan Mahal

Salah satu mitos yang sering membuat pemula ragu adalah anggapan bahwa bermain golf harus memiliki satu set lengkap stik golf, sepatu khusus, dan berbagai perlengkapan lainnya yang tentu saja tidak murah. Namun pada kenyataannya, Anda tidak perlu memiliki semua perlengkapan tersebut untuk bisa mulai bermain.

Sebagian besar lapangan golf dan driving range sudah menyediakan penyewaan stik golf, bahkan kadang satu set lengkap dengan tarif harian yang terjangkau. Pemain cukup mengenakan pakaian yang nyaman dan rapi sesuai etika lapangan, serta sepatu yang tidak merusak permukaan rumput.

Untuk tahap awal, cukup memiliki beberapa stik golf penting seperti driver, iron 7, pitching wedge, dan putter. Seiring meningkatnya keterampilan dan keseriusan dalam bermain, barulah Anda bisa mulai berinvestasi pada peralatan pribadi yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya bermain Anda.

5. Golf Adalah Olahraga yang Kaku dan Monoton

Banyak orang berpikir bahwa golf adalah olahraga yang terlalu formal, kaku, dan tidak dinamis. Namun, persepsi ini muncul karena kurangnya pemahaman tentang dinamika dan variasi strategi dalam permainan golf.

Golf justru merupakan olahraga yang kaya akan strategi, teknik, dan analisis medan. Setiap hole memiliki tantangan tersendiri, mulai dari kontur lapangan, posisi bunker, kondisi angin, hingga penempatan green yang unik. Hal ini membuat setiap permainan menjadi pengalaman baru yang tidak pernah monoton.

Selain itu, golf adalah olahraga sosial yang memungkinkan interaksi santai antara pemain di sela-sela permainan. Banyak pemain justru memanfaatkan waktu bermain golf sebagai sarana untuk menjalin relasi bisnis atau membangun jaringan sosial yang lebih luas.

6. Harus Menjadi Member Klub untuk Bisa Bermain

Mitos ini juga banyak menyesatkan pemula. Sebenarnya, menjadi member sebuah klub golf memang memberikan keuntungan—seperti tarif lebih murah, prioritas booking, dan akses ke berbagai fasilitas—namun bukan suatu keharusan untuk bisa bermain.

Saat ini, hampir semua lapangan golf terbuka untuk pemain non-member. Anda hanya perlu membayar green fee dan bisa langsung menikmati permainan. Bahkan, beberapa driving range menawarkan sistem bayar per sesi tanpa keanggotaan apa pun. Dengan kata lain, siapa pun bisa bermain golf tanpa terikat komitmen menjadi anggota klub tertentu.

7. Golf Tidak Memberikan Manfaat Kesehatan

Meskipun tidak seintens olahraga seperti lari atau basket, golf tetap memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Dalam satu putaran 18 hole, seorang pemain dapat berjalan kaki sejauh 6–8 kilometer dan membakar hingga 900 kalori—terutama jika tidak menggunakan golf cart.

Golf juga melibatkan gerakan tubuh secara menyeluruh, mulai dari otot kaki saat berjalan, otot inti saat melakukan ayunan, hingga koordinasi tangan dan mata dalam mengarahkan bola. Selain fisik, golf juga bermanfaat untuk kesehatan mental karena dimainkan di ruang terbuka yang hijau dan menenangkan.

Interaksi sosial saat bermain juga memberikan efek positif terhadap kesejahteraan emosional. Oleh karena itu, anggapan bahwa golf bukan olahraga yang sehat sebaiknya ditinggalkan.

8. Semakin Panjang Driver, Semakin Jauh Pukulannya

Mitos ini berakar dari pemikiran logis bahwa semakin panjang stik golf, maka semakin besar momentum ayunan dan semakin jauh jarak pukulan. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Dalam praktiknya, terlalu panjangnya driver justru dapat menyebabkan kesulitan dalam kontrol pukulan dan akurasi.

Studi dan pengujian menunjukkan bahwa mayoritas pemain justru menghasilkan pukulan yang lebih konsisten dan solid ketika menggunakan driver dengan panjang standar atau sedikit lebih pendek dari standar maksimal. Driver dengan panjang ideal membantu pemain mempertahankan keseimbangan tubuh, sudut ayunan yang tepat, serta kontrol arah yang lebih baik.

Oleh karena itu, memilih driver sebaiknya tidak hanya berpatokan pada panjang shaft, tetapi juga mempertimbangkan postur tubuh, kecepatan ayunan, dan preferensi teknik masing-masing pemain.

Kesimpulan

Berbagai mitos yang berkembang dalam dunia golf sering kali menjadi penghalang bagi banyak orang untuk mencoba atau lebih serius dalam menekuni olahraga ini. Namun seperti yang telah dibahas, sebagian besar anggapan tersebut tidak didukung oleh fakta dan dapat dipatahkan melalui pemahaman serta pengalaman langsung di lapangan.

Golf adalah olahraga yang inklusif, fleksibel, dan penuh manfaat—baik dari segi fisik, mental, maupun sosial. Dengan mengesampingkan mitos dan fokus pada pengalaman nyata, siapa pun dapat menikmati keindahan permainan ini tanpa rasa takut atau keraguan.