Review Ahmad Yani Golf Club Surabaya: Perpaduan Sejarah, Olahraga, dan Alam dalam Satu Lapangan Golf

Sebagai kota besar dengan sejarah panjang, Surabaya tidak hanya dikenal melalui peristiwa-peristiwa perjuangannya, tetapi juga melalui peninggalan kolonial yang kini bertransformasi menjadi fasilitas umum yang bernilai tinggi. Salah satu ikon tersebut adalah Ahmad Yani Golf Club Surabaya, sebuah lapangan golf yang tidak hanya menjadi pusat kegiatan olahraga, tetapi juga berperan sebagai ruang terbuka hijau, cagar budaya, dan situs sejarah.

Terletak di kawasan strategis Jalan Gunungsari, lapangan golf di Surabaya ini merupakan salah satu lapangan tertua di Indonesia. Dibangun pertama kali pada tahun 1898 oleh pemerintah kolonial Belanda dan didesain oleh Prof. Erich Kremmer, lapangan ini memiliki sejarah panjang yang mencerminkan dinamika masa lalu Surabaya. Kini, Ahmad Yani Golf Club bukan hanya sekadar destinasi golf, tetapi juga sebuah tempat yang menyajikan pengalaman sejarah dan alam sekaligus. Berikut ulasan lengkap dari GoGolf Indonesia.

Sejarah Panjang dan Keunikan Lapangan Golf Ahmad Yani

Review Ahmad Yani Golf Club Surabaya: Perpaduan Sejarah, Olahraga, dan Alam dalam Satu Lapangan Golf

Sebagai salah satu lapangan golf tertua di Indonesia, Ahmad Yani Golf Club telah berdiri selama lebih dari 120 tahun. Dikenal dahulu sebagai Padang Golf Gunungsari, lapangan ini menjadi saksi bisu berbagai peristiwa penting, termasuk pertempuran antara pasukan Republik dan penjajah pada masa revolusi kemerdekaan. Sejak 1965, namanya berubah menjadi Perkumpulan Golf Ahmad Yani, sebagai penghormatan terhadap Jenderal Ahmad Yani.

Dengan luas lahan mencapai sekitar 60 hektar, 8 hektar di antaranya merupakan hutan terbuka yang menjadi habitat bagi lebih dari 80 jenis pohon dan berbagai fauna lokal. Karakteristik alam ini menjadikan Ahmad Yani Golf Club bukan hanya tempat bermain golf, tetapi juga ruang ekologi penting bagi kota Surabaya.

Lapangan ini memiliki 18 hole dengan par 72 dan kontur tanah berbukit-bukit. Fairway yang sempit, ditambah dengan keberadaan pohon tua berusia puluhan tahun, menciptakan tantangan unik bagi para pegolf. Keberadaan makam Frederik Jacob Rothenbuhler, mantan pemimpin militer Belanda di Jawa Timur, di hole 18, serta empat monumen untuk mengenang anggota Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang gugur dalam pertempuran 28 November 1945, menjadikan lapangan ini satu-satunya lapangan golf di Indonesia yang juga berfungsi sebagai situs bersejarah dan cagar budaya.

Desain Lapangan dan Tantangan Bermain

Desain lapangan Ahmad Yani Golf Club sangat berbeda dari kebanyakan lapangan golf modern di Indonesia. Jika kebanyakan lapangan didesain dengan kontur datar dan sistem perairan buatan yang rumit, lapangan ini justru mempertahankan kondisi topografi asli berupa perbukitan alami. Hal ini menciptakan kondisi bermain yang penuh tantangan karena pemain harus menyesuaikan gaya permainan dengan elevasi tanah yang berubah-ubah.

Enjoying Golf at the Historical Heritage Ahmad Yani Golf Club Surabaya

Fairway yang sempit dengan banyak pohon besar yang berdiri di sepanjang jalur pukulan mengharuskan pemain memiliki kontrol akurasi yang sangat tinggi. Pukulan yang meleset sedikit saja dapat membuat bola masuk ke area hutan, mengakibatkan penalti dan hilangnya momentum permainan. Tantangan ini menjadikan Ahmad Yani Golf Club ideal untuk pegolf yang ingin mengasah teknik dan strategi permainan.

Kondisi green yang tidak selalu sempurna menambah lapisan kesulitan tersendiri. Kecepatan putt di beberapa green bisa bervariasi tergantung cuaca dan perawatan, sehingga pemain harus pandai membaca situasi. Karena lapangan ini tidak menyediakan buggy cart, semua pemain wajib berjalan kaki sepanjang permainan, yang memberikan manfaat tambahan dari sisi kebugaran, tetapi juga menuntut stamina lebih.

Fasilitas Ahmad Yani Golf Club: Sederhana Namun Fungsional

Ahmad Yani Golf Club memang bukan lapangan mewah dengan fasilitas ultra-modern, namun fasilitas yang disediakan cukup lengkap dan mendukung kenyamanan bermain. Di lantai dasar clubhouse terdapat Resto 1989, yang unik karena tidak menyediakan menu tetap. Setiap harinya, menu disesuaikan dengan kreativitas sang koki, menjadikan setiap kunjungan ke restoran ini sebagai kejutan kuliner tersendiri.

Di lantai dua, tersedia function hall yang dapat digunakan untuk acara komunitas golf, seminar, atau kegiatan sosial lainnya. Ruangannya cukup luas dan nyaman, lengkap dengan pemandangan langsung ke lapangan golf yang asri.

Untuk fasilitas olahraga, tersedia driving range bagi mereka yang ingin berlatih sebelum bermain. Meski sempat mengalami penutupan sementara untuk perbaikan, area latihan ini cukup populer di kalangan pemula. Di area practice lainnya, terdapat ruang lokerfasilitas shower, serta layanan pijat yang sangat berguna untuk melepas penat usai bermain.

Yang paling menarik adalah fakta bahwa seluruh caddy di Ahmad Yani Golf Club adalah pria, sebuah keunikan tersendiri dibandingkan lapangan lain yang didominasi oleh caddy wanita. Para caddy ini dikenal ramah dan sangat berpengalaman, serta menjadi bagian dari daya tarik sosial lapangan ini.

Tarif Green Fee dan Struktur Biaya Bermain Golf

Salah satu keunggulan kompetitif Ahmad Yani Golf Club adalah harga bermain yang sangat terjangkau, menjadikannya pilihan ideal bagi pegolf pemula atau siapa pun yang ingin bermain golf tanpa perlu merogoh kocek dalam. Berikut rincian tarif green fee di lapangan ini:

Hari Biasa (Weekday)

  • 9 hole: Rp150.000
  • 18 hole: Rp200.000

Akhir Pekan (Weekend)

  • 9 hole: Rp200.000
  • 18 hole: Rp250.000

Tarif ini belum termasuk biaya caddy, yang biasanya dibayarkan secara terpisah dan direkomendasikan minimal sebesar Rp150.000 hingga Rp200.000, tergantung tingkat pelayanan dan kesepakatan dengan pemain. Karena lapangan tidak menyediakan buggy cart, seluruh permainan dilakukan dengan berjalan kaki.

Booking lapangan golf tanpa ribet, hanya di aplikasi GoGolf, Download Sekarang!

Saat ini, pengelola juga memberikan diskon atau pembebasan green fee sementara pada kondisi tertentu, terutama ketika beberapa bagian lapangan sedang diperbaiki. Dalam periode tersebut, pemain hanya dikenakan biaya caddy, menjadikan pengalaman bermain semakin hemat.

Bermain Golf Sambil Berwisata Sejarah di Lapangan Ahmad Yani Golf Club Surabaya

Perbandingan dengan Lapangan Golf Lain di Surabaya

Jika dibandingkan dengan lapangan golf lain di Surabaya, Ahmad Yani Golf Club menawarkan nilai terbaik untuk harga yang dibayarkan. Berikut perbandingannya:

Lapangan Golf 9 Hole Weekday 18 Hole Weekday 9 Hole Weekend 18 Hole Weekend Keterangan
Ahmad Yani Golf Club Rp150.000 Rp200.000 Rp200.000 Rp250.000 Termurah, tidak ada buggy, caddy fee terpisah
Bukit Darmo Golf Rp360.000 Rp485.000–725.000 Rp500.000 Rp635.000–935.000 Fasilitas lengkap, standar internasional
Ciputra Golf Course Mulai Rp235.000 Rp260.000–1.453.000 Mulai Rp295.000 Hingga Rp1.600.000 Lapangan terbesar, fasilitas premium
Pakuwon Golf & Family Club Rp500.000 Rp1.000.000 Fokus komunitas perumahan
Graha Family Golf & Country Membership only Membership only Fokus pada keanggotaan
Taman Dayu Golf Club Rp600.000 Salah satu lapangan terbaik di Jawa Timur

Dari tabel tersebut, terlihat jelas bahwa Ahmad Yani Golf Club adalah pilihan yang paling terjangkau dan cocok untuk pegolf kasual. Namun, pemain yang mencari fasilitas mewah dan permainan dengan buggy cart tentu lebih cocok memilih Ciputra atau Bukit Darmo dengan tarif yang lebih tinggi.

Kesimpulan: Ahmad Yani Golf Club, Tempat Bermain Golf Sekaligus Mengenang Sejarah

Ahmad Yani Golf Club adalah destinasi unik yang menawarkan lebih dari sekadar permainan golf. Di balik keheningan fairway-nya, tersimpan narasi sejarah perjuangan, warisan kolonial, dan semangat komunitas lokal yang terjaga hingga kini. Lapangan ini sangat cocok untuk siapa saja yang ingin bermain golf sambil menikmati alam, sejarah, dan interaksi sosial yang hangat.

Dengan harga terjangkau, fasilitas cukup memadai, serta suasana khas yang sulit ditemukan di lapangan golf modern lainnya, Ahmad Yani Golf Club layak menjadi bagian dari daftar kunjungan Anda saat berada di Surabaya. Bukan hanya untuk bermain, tetapi juga untuk mengenang, bersantai, dan merasakan napas sejarah yang hidup di setiap putaran permainan.