Rickie Fowler adalah salah satu pegolf paling berpengaruh dalam era golf modern. Dengan latar belakang yang penuh perjuangan, prestasi gemilang sejak amatir, hingga konsistensi di PGA Tour, Fowler berhasil menempatkan dirinya sebagai figur penting dalam dunia golf internasional.
Meski belum pernah meraih gelar mayor, catatan 6 kemenangan PGA Tour dan berbagai prestasi lain menunjukkan kualitasnya sebagai pegolf papan atas. Kehidupan pribadinya yang penuh makna, termasuk kedekatan dengan keluarga, sikap religius, serta perannya sebagai suami Allison Stokke, semakin menambah daya tariknya sebagai seorang atlet sekaligus panutan.
Kini, meski peringkat dunianya berada di luar 50 besar, Fowler tetap memiliki basis penggemar yang kuat dan dihormati di komunitas golf global. Dengan semangat kompetitif yang masih menyala, bukan tidak mungkin Rickie Fowler akan kembali menemukan performa terbaiknya dan akhirnya mengukir sejarah dengan meraih gelar mayor yang selama ini belum pernah diraihnya. Berikut ulasan lengkap dari GoGolf Indonesia.
Latar Belakang Rick Yutaka Fowler
Rick Yutaka Fowler, atau lebih dikenal dengan nama Rickie Fowler, lahir pada 13 Desember 1988 di Murrieta, California, Amerika Serikat. Ia adalah salah satu pegolf profesional paling populer di dunia, yang saat ini berkompetisi di PGA Tour. Latar belakang keluarganya cukup unik karena darah keturunannya mencerminkan keberagaman budaya. Dari pihak ibu, Fowler memiliki darah Jepang melalui kakeknya, Yutaka Tanaka, serta darah penduduk asli Amerika Navajo dari neneknya. Nama tengahnya, “Yutaka”, merupakan bentuk penghormatan terhadap sang kakek.
Rickie Fowler dibesarkan di Murrieta Valley High School, tempat ia pertama kali mulai menunjukkan bakat golfnya. Menariknya, perjalanan golf Fowler tidak dimulai dengan pelatihan formal. Selama bertahun-tahun ia hanya berlatih di driving range, dan sebagian besar kemampuannya didapat secara otodidak. Hal ini berbeda dengan banyak pegolf profesional lain yang sejak usia dini telah memiliki pelatih pribadi. Dedikasi dan disiplin tinggi membuat Fowler mampu berkembang pesat meskipun tidak melalui jalur konvensional.
Pencapaian awal Fowler mulai terlihat saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah. Pada tahun terakhirnya, ia berhasil memenangkan Final Liga SW dengan skor mencengangkan, yaitu 64-69 = 133. Kemenangan tersebut tidak hanya memperlihatkan konsistensi permainan Fowler, tetapi juga mengantarkan timnya menuju final kejuaraan negara bagian pada 2007. Sejak saat itu, namanya mulai diperhitungkan di dunia golf junior Amerika.
Setelah lulus dari sekolah menengah, Fowler melanjutkan pendidikannya di Oklahoma State University, Stillwater. Di sini, bakatnya semakin terasah dengan baik. Ia memenangkan kejuaraan perguruan tinggi pertamanya di Fighting Illini Invitational yang diselenggarakan oleh University of Illinois pada 1 Oktober 2007. Fowler mencatatkan skor 203 (70-63-70) dan keluar sebagai juara dengan keunggulan satu pukulan. Kemenangan ini menandai langkah awalnya dalam karier golf yang lebih serius di level kompetitif.
Sejak masa junior hingga perguruan tinggi, Rickie Fowler dikenal sebagai pegolf muda yang penuh energi dengan gaya bermain agresif namun tetap elegan. Ia juga terkenal dengan gaya fesyennya yang nyentrik, terutama penggunaan warna oranye terang yang menjadi ciri khasnya saat bertanding. Warna ini adalah bentuk penghormatan kepada almamaternya, Oklahoma State University, yang memiliki warna identitas oranye.
Latar belakang keluarga yang mendukung, kegigihan berlatih secara otodidak, serta pencapaian awal di level junior hingga perguruan tinggi, menjadi fondasi kokoh bagi Fowler dalam menapaki dunia golf profesional. Ia bukan hanya sekadar pegolf berbakat, tetapi juga sosok inspiratif yang menunjukkan bahwa dedikasi dan kerja keras bisa mengalahkan keterbatasan.
Riwayat Kejuaraan Rickie Fowler
Perjalanan karier Rickie Fowler di dunia kejuaraan golf penuh dengan cerita pencapaian luar biasa, meskipun hingga kini ia belum berhasil mengamankan gelar mayor. Sejak masa amatir, Fowler sudah menunjukkan dominasi yang luar biasa. Pada musim panas 2005, ia memenangkan Western Junior dan tampil impresif di Amateur A.S. meski akhirnya dikalahkan oleh Richie Ramsay. Tahun berikutnya, pada 2006, Fowler kembali bertanding di Junior Amateur A.S., namun langkahnya terhenti di babak kedua.
Fowler mulai dikenal luas ketika mewakili Amerika Serikat dalam Piala Walker 2007, sebuah ajang prestisius yang mempertemukan pegolf amatir terbaik dari Amerika dengan Eropa. Dalam turnamen itu, Fowler mencatatkan rekor 3-1, dengan dua kemenangan di pertandingan berpasangan dan satu kemenangan di pertandingan tunggal. Tahun yang sama, ia juga berhasil memenangkan Sunnehanna Amateur pada bulan Juni dan Pemian Amatir pada bulan Juli, sebuah pencapaian yang memperkokoh reputasinya sebagai bintang amatir yang sedang naik daun.
Kesuksesan di level amatir berlanjut pada tahun 2008, ketika Fowler kembali memenangkan Sunnehanna Amateur. Di tahun yang sama, ia tampil mengesankan di AS Terbuka, mencatat skor −1 (70) pada babak pertama, yang menempatkannya di posisi ke-7 sementara. Prestasi ini sangat luar biasa, mengingat ia masih berstatus amatir. Pada Oktober 2008, Fowler juga ikut berpartisipasi dalam Eisenhower Trophy, di mana tim Amerika Serikat finis di posisi kedua.
Atas pencapaian gemilangnya, Fowler dianugerahi Penghargaan Ben Hogan 2008, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada pegolf amatir terbaik di Amerika. Bahkan, ia sempat menduduki posisi pegolf amatir nomor satu dunia selama 36 minggu pada periode 2007–2008.
Memasuki dunia profesional, Fowler berhasil mempertahankan reputasinya dengan meraih beberapa kemenangan penting di PGA Tour. Hingga 2025, ia telah mengoleksi 6 kemenangan PGA Tour, termasuk:
- Wells Fargo Championship (2012)
- The Players Championship (2015) – salah satu kemenangan terbesar dalam kariernya, yang membuatnya semakin dikenal sebagai pegolf papan atas.
- Deutsche Bank Championship (2015)
- The Honda Classic (2017)
- Waste Management Phoenix Open (2019)
- Rocket Mortgage Classic (2023)
Namun, meskipun memiliki banyak kemenangan, Fowler belum mampu menembus gelar mayor. Ia beberapa kali hampir meraihnya dengan finis di posisi atas. Misalnya, ia menjadi runner-up di U.S. Open 2014, The Open Championship 2014, dan Masters Tournament 2018. Selain itu, ia juga pernah finis di posisi ketiga di PGA Championship 2014, serta beberapa kali finis di peringkat lima besar pada turnamen mayor lainnya.
Dengan banyaknya pencapaian ini, publik menilai Fowler hanya tinggal menunggu waktu untuk memenangkan gelar mayor pertamanya. Sayangnya, hingga kini hal tersebut belum terwujud. Meski begitu, konsistensinya menempati posisi atas di turnamen besar membuat Fowler tetap dianggap sebagai salah satu pemain paling berbahaya dalam kompetisi mayor.
Prestasi dan Statistik Karier
Rickie Fowler dikenal sebagai pegolf dengan prestasi stabil dan gaya bermain penuh percaya diri. Salah satu pencapaian besar dalam kariernya adalah ketika ia menempati peringkat ke-4 dunia pada Januari 2016, menyusul kemenangannya di Abu Dhabi HSBC Golf Championship. Pencapaian tersebut menandai puncak kariernya di Official World Golf Ranking (OWGR).
Dalam rekor playoff PGA Tour, Fowler mencatatkan 3 kemenangan dan 2 kekalahan, menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi situasi krusial dengan tekanan tinggi. Selain itu, sepanjang kariernya ia dikenal memiliki gaya bertanding yang populer di kalangan penggemar golf, baik karena tekniknya maupun karisma pribadinya.
Walaupun belum memiliki gelar mayor, Fowler tetap dihormati karena konsistensinya dalam tampil di papan atas turnamen besar. Ia beberapa kali hampir meraih kemenangan, terutama pada musim 2014 ketika berhasil finis di lima besar di semua turnamen mayor dalam satu tahun kalender. Hal ini hanya pernah dicapai oleh segelintir pegolf elit dunia.
Secara keseluruhan, Fowler telah mencatatkan lebih dari satu dekade karier profesional dengan total 6 kemenangan PGA Tour. Statistik ini menempatkannya dalam jajaran pegolf Amerika yang cukup sukses, meski belum selevel dengan para legenda seperti Tiger Woods atau Phil Mickelson. Namun, daya tarik Fowler bukan hanya dari segi prestasi, melainkan juga dari kepribadiannya yang ramah, gaya bermain atraktif, dan gaya fesyen khas yang selalu membuatnya menonjol di lapangan.
Kehidupan Pribadi
Di luar lapangan, Rickie Fowler dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan hangat. Setelah beberapa tahun tinggal di Las Vegas, ia memutuskan pindah ke Jupiter, Florida, yang juga menjadi rumah bagi banyak pegolf profesional lainnya.
Fowler memiliki tiga tato yang memiliki makna mendalam. Salah satunya adalah huruf “G” di dekat siku kirinya, sebagai bentuk penghormatan kepada Georgia Veach, putri seorang pendeta yang juga teman dekat Fowler. Tato kedua bertuliskan nama kakeknya, Yutaka Tanaka, dalam aksara Jepang, yang ditorehkan pada bisep kirinya. Tato ketiga berupa simbol Olimpiade, yang ia dapatkan setelah berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 2016.
Selain itu, Fowler juga dikenal sebagai salah satu anggota dari grup “Golf Boys”, bersama Ben Crane, Bubba Watson, dan Hunter Mahan. Grup ini sempat merilis video musik parodi berjudul “Oh Oh Oh” di YouTube pada malam sebelum U.S. Open 2011, yang menambah popularitas Fowler di kalangan fans golf muda.
Dalam kehidupan asmara, Fowler mulai berkencan dengan atlet pole vault Allison Stokke pada 2017. Pasangan ini kemudian bertunangan pada Juni 2018, dan resmi menikah pada Oktober 2019. Hubungan mereka sering mendapat sorotan media, mengingat keduanya sama-sama berprofesi di bidang olahraga.
Fowler juga dikenal sebagai pribadi yang religius. Ia sering menghadiri pelajaran Alkitab mingguan selama tur, yang membuatnya semakin dihormati sebagai sosok yang membumi meskipun bergelimang prestasi dan popularitas.
Ranking Rickie Fowler di OWGR
Dalam hal peringkat dunia, perjalanan Rickie Fowler penuh dengan naik turun. Pencapaian terbaiknya terjadi pada Januari 2016, ketika ia menempati peringkat ke-4 dunia setelah memenangkan Abu Dhabi HSBC Golf Championship. Peringkat tersebut menandai salah satu momen tertinggi dalam kariernya.
Namun, seiring berjalannya waktu, performa Fowler mengalami penurunan. Pada tahun 2025, ia tercatat berada di sekitar peringkat ke-79 dunia dalam Official World Golf Ranking (OWGR). Penurunan ini disebabkan oleh kurang konsistennya performa Fowler dalam beberapa musim terakhir, termasuk melewatkan beberapa cut di turnamen mayor serta menurunnya frekuensi kemenangan di PGA Tour.
Meski demikian, Fowler tetap dipandang sebagai salah satu pegolf yang memiliki pengaruh besar di dunia golf. Popularitasnya tidak semata-mata karena gelar yang dimilikinya, tetapi juga karena karisma, gaya bermain, dan dedikasinya terhadap olahraga ini. Banyak pengamat menilai bahwa meskipun performanya tidak sekuat dulu, Fowler masih memiliki peluang untuk bangkit dan mungkin suatu hari meraih gelar mayor pertamanya.
[ Follow our social media Account: GoGolf Instagram | GoGolf Facebook | GoGolf X ]